2009-11-01

say no to poligamy

Menurut Arifudin, orang-orang yang berada dalam klub poligami tersebut merasa semakin dibatasi justru semakin membuka peluang untuk berbuat dosa dan semakin tumbuhnya pelacuran.

Jakarta
- Meski diperbolehkan dalam ajaran salah satu agama, namun poligami masih menjadi hal kontroversial di kalangan masyarakat sekarang ini. Karena itu munculnya klub poligami di Bandung dinilai dibentuk karena sebagai bentuk perlawanan.

"Karena adanya batasan di kalangan masyarakat. Sebagai bentuk perlawanan mereka karena merasa dibatasi," kata Sekretaris Komisi fatwa MUI Sulawesi Selatan Arifudin Ahmad.

Hal itu disampaikannya dalam acara rakornas Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI  di Twin Plaza, Slipi, Jakarta, Sabtu (24/10/2009).

Menurut Arifudin, orang-orang yang berada dalam klub poligami tersebut merasa semakin dibatasi justru semakin membuka peluang untuk berbuat dosa dan semakin tumbuhnya pelacuran.

"Padahal dibolehkan oleh agama. Kalau kita lihat di jaman Rasulullah tahu kapan harus melakukan poligami kapan tidak," ujarnya.

Karena itu, berpoligami itu bisa dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu dengan beberapa syarat.

"Itu dalam konteks di dalam sebuah masyarakat yang banyak janda-janda tua dan banyak gadis yang tidak menikah di usia dewasa, kondisi perang, banyak anak yatim," tegasnya. (gus/gah)


dengan adnya klub-klub semacam ini justru menurut saya semakin membuat perpecahan agam dalam masyarakat karena di anggap sudah tidak sejalan dan sefaham..,apa lagi pada kondisi negara yang masyaraktnya masih sangat jauh dari mampu...dan terlalu banyak kriminalitas dan penganiyaan ataupun pelecehan terhadap wanita, klub-klub ini justru semakin memperkeruh keadaan suatu ketatanegaraan yang akhirnya berujun pada pertikaian sesama agama yang justru lebih megerikan.kenapa tidak membuat klub-klub islami yang lain?? klub shlat tahajud,klub menyanyangi anak yatim yang lenih aman dan dapat diterima di masyarakat?
klub ini akan semakin membuat keresahan terhadap masyarakat khususnya kaum hawa.., karena sudah terlalau banyak pelecehan,penganiayaan,dan perdagangan wanita.., adanya klub ini justru dapat memicu bnayaknya perceraian yang terjadi karena pada dasarnya wanita tidak ingin membagi cinta.., dan itu adalah sesuatu yang wajar..,merdekakanlah wanita..., bukan hanya denga jalan poligami..,
bukan dari tulang ubun dia dicipta
karena berbahaya membiarkanya...
dalam sanjugan dan pujian
bukan pula dari tulang kaki
karena nista membiarkanya di injak ataupun diperbudak
tapi dari rusuk kiri.., dekat dengan hati untuk dicintai..

dekat dengan tangan untuk dilindungi.. 


jangan lagi kau jadikan mereka korban wahai kaum adam..,
hanya karena mereka kaum yang lemah sehingga kau  menipu dayanya..,
perlakukanlah mereka dengan baik dan katkalah kepada mereka perkataan yang baik...,









2009-09-23

pengaruh poligami

poligami sangat berpengaruh terhadap hak-hak seorang wanita.., karena pada dasarnya wanita tercipta sebagai seoran kalifah yang penuh dengan perasaan dan lebih lemah daripada laki-laki.., baiknya seorang pria itu menjaga apa yang telah dimiliki dan tidak menyia-nyiakanya.., poligami kerap kali menjadi sebuah ancaman bagi seorang wanita.., karena hal tersebut saya rasa wajar..,poligami juga bisa berdampak tidak baik dalam hal materi dan psikis,mereka para wanita lebih memelih bercerai dari pada dimadu atau sebagian lainya justru terpaksa mengatakan "iya" karena sang suami membawa nama-nama rosullulah dan juga anjuran poligami dalam islam, tapi marilah kita coba renungkan kembali..,
Dampak yang umum terjadi terhadap istri yang suaminya berpoligami:

a. Timbul perasaan inferior, menyalahkan diri sendiri, istri merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi kebutuhan biologis suaminya.

b. Ketergantungan secara ekonomi kepada suami. Ada beberapa suami memang dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya. Tetapi seringkali pula dalam prakteknya, suami lebih mementingkan istri muda dan menelantarkan istri dan anak-anaknya terdahulu. Akibatnya istri yang tidak memiliki pekerjaan akan sangat kesulitan menutupi kebutuhan sehari-hari.

c. Hal lain yang terjadi akibat adanya poligami adalah sering terjadinya kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, ekonomi, seksual maupun psikologis.

d. Selain itu, dengan adanya poligami, dalam masyarakat sering terjadi nikah di bawah tangan, yaitu perkawinan yang tidak dicatatkan pada kantor pencatatan nikah (Kantor Catatan Sipil atau Kantor Urusan Agama). Perkawinan yang tidak dicatatkan dianggap tidak sah oleh negara, walaupun perkawinan tersebut sah menurut agama. Bila ini terjadi, maka yang dirugikan adalah pihak perempuannya karena perkawinan tersebut dianggap tidak pernah terjadi oleh negara. Ini berarti bahwa segala konsekwensinya juga dianggap tidak ada, seperti hak waris dan sebagainya.

e. Yang paling mengerikan, kebiasaan berganti-ganti pasangan menyebabkan suami/istri menjadi rentan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan bahkan rentan terjangkit virus HIV/AIDS.


yang paling disayangakan jika poligami terus kerap kali memicu kekerasan terhadap perempuan.., perempuan juga memiliki hak untuk menuntut hak kepada suaminya,

Pada pokoknya pasal 5 UU Perkawinan menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suami yang akan melakukan poligami, yaitu:

a. adanya persetujuan dari istri;
b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka (material);
c. adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka (immaterial).

Idealnya, jika syarat-syarat diatas dipenuhi, maka suami dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya. Namun dalam prakteknya, syarat-syarat yang diajukan tersebut tidak sepenuhnya ditaati oleh suami. Sementara tidak ada bentuk kontrol dari pengadilan untuk menjamin syarat itu dijalankan. Bahkan dalam beberapa kasus, meski belum atau tidak ada persetujuan dari istri sebelumnya, poligami bisa dilaksanakan, ini juga bukan sebagai keadilan bagi seorang wanita karena para pria tidak memberikan kesempatan kepada wanita untuk berpendapat..,belum di kasih izin aja sudah masa bodoh dengan pendapat istri.., sedangkan itu kondisinya belum resmi poligami.., bisa dibayangkan dong nantinya jika sudah remi poligami.., bagaiman nasib sang istri...,

2009-09-21

POLIGAMI

JANGAN SEBUT AKU WANITA SEJATI JIKA AKU TERUS BERKECIBUNG DI BANYAK LAKI-LAKI.., TAPI BUKAN BERARTI AKU TAK MEMPUNYAI LAKI-LAKI UNTUK AKU CINTAI. DAN SEBAGAIMAN KU INGINKAN HATI LAKI-LAKI ITU NAHYA UNTUKKU BUKAN UNTUK DUA,TIGA,ATAU EMPAT WANITA....,
bukan karena aku tak ikhlas untuk membiarkan seorang suami itu berpoligami tapi jika nanti akhirnya dia tidak bisa berlaku aadil maka aniaya lah balasanya...,aku tak ingin membiarkan sesorang yang aku sayangi itu dalam keadaan aniaya..,dan jika ada seorang penulis yang mengatakan bahwa poligami adalah sebuah wabah maka itu adlah salh besar.., aju adalah seorang wanita yang mungkin hanya tak ingin untuk mendapatkan perilaku yang tidak adil.., karena pada zaman ini POLIGAMI justru kerap kali dijadikan alasan alasan untuk memenuhi ke egoisan semata.., mereka yang tak mengerti syarat dan hukum poligami pun kerap kali berlomba-lomba untuk
berpoligami.., padahal sering didapti sebagian besar hati seorang wanita tak ada yang ikhlas untuk dipoligami...., tapi mereka terpaksa berkat "ya".., kemudian  di saat itulah mereka mungkin sadar bahwa poligami adalah sebuah pengorbanan.., lalu bukankah wanita itu adalah wanita yang lemah untuk kamu lindungi wahai pria???
kerap kali kebanyakan dari seorang suami yang justru membiarkan dirinya berlaku tidak adil kepada istri-istrinya.., dan ini fakta bukan 1 ataupun dua orang saja..,mereka telah melipakn satunya ketika mendapatkan satu lagi.., beginilah faktanya yang terjadi di dalam masyarakat....!!!!

lalu bagaimana istri menolak untuk berpoligami dengan alasan2 yang semacam itu, karena sesunggunya mereka lebih mengenal watak dan pribadi suaminya???
poligami juga memicu kekerasan dalam rumah tangga..,itu juga salah satu penyebab kenapa istri tidak besedia berpoligami..

laki laki dan poligami

seharusnya kaum laki-laki itu harus mempertimbangkan sebelum melakukan poligami.., karena kebanyakan dari mereka selalu memanfaatkan kebebasan semacam itu untuk menyakitu hati perempuan padahal pada surat AN NISA telah dijelaskan.., jika kamu tAkut bahwa kamu dapat berlaku adil tentang anak2 yatim maka kawinilah olehmu prempuan2 yang baik bagimu berdua,bertiga,atau berempat orang, tapi jika kamu takut tidak akan berlaku adil maka nikailah satu orang saja, yang demikianlah itu lebih dekat kepada tiada aniaya.,(An nisa 03)
tapi sebagian besar dari kaum laki2 melupakan ayat tersebut sehinnga mereka lebih mengejar kepeda ke egoisan hati sendiri.., padahal nabi muhamad.SWT menikahi banyak dari mana perempuan2 atas dasar satu hal yaitu MENOLONG. karena beliau tidak pernah membiarkan seorang wanita dalam keadaan aniaya.., lain halnya pada masyarakat kini yang melakukan poligami tapi tidak pernah adil kepada istri-istri mereka.., lalu bagaiman hukum seorang istri yang tidak mengikhlaskan suami untuk poligami.., kemudian meminta cerai??
kesadran pria tentang poligami masilah sangat rendah.., tapi peningkatan mereka akan melakukan poligani semakin tinggi.

2009-08-27

aku memang seorang muslimahtapi aku merasa gagal menjadi muslimahsegala sesal senantiasa menyiksa hatiku yang hampadan itu selalu membuatku menghardikNYAya ALLAH maafkanlah hamba...,tenangkan hati hamba yang kini tengah dilemaberikanlah cahaya kesejukan pada jiwa yang kini tengah terluka..,bangunkanlah hamba disepertiga malammu yang indah.,perlihatkanlah segala kuasa hingga hamba tau, hamba adalah sorang insan yang hina...,tak mampu aku keluarkan air mata hingga semuanya menjadikan hatiku semkin sakit terasa..,
aku memang seorang muslimahtapi aku merasa gagal menjadi muslimahsegala sesal senantiasa menyiksa hatiku yang hampadan itu selalu membuatku menghardikNYAya ALLAH maafkanlah hamba...,tenangkan hati hamba yang kini tengah dilemaberikanlah cahaya kesejukan pada jiwa yang kini tengah terluka..,bangunkanlah hamba disepertiga malammu yang indah.,perlihatkanlah segala kuasa hingga hamba tau, hamba adalah sorang insan yang hina...,tak mampu aku keluarkan air mata hingga semuanya menjadikan hatiku semkin sakit terasa..,

2009-05-12

Pengantar kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Nasional, 18 November 2008.

/ Budiman S. Hartoyo

BANYAK mahasiswa, anak muda pada umumnya, yang ingin menjadi wartawan. Motifnya macam-macam. Ada yang beranggapan, menjadi wartawan itu keren, bergengsi, dapat masuk ke mana-mana, bisa ketemu dengan pejabat atau artis untuk wawancara, dan sebagainya. Persepsi seperti itu sesungguhnya salah, bahkan menyesatkan. Profesi wartawan bukan untuk ”gagah-gagahan”. Profesi ini sangat jauh dari persepsi yang sepele seperti itu. Dunia pers, dengan demikian juga wartawan, adalah kepanjangan tangan publik, penyambung lidah rakyat, terutama rakyat yang tertindas, the silence majority. Bahkan dalam negara yang demokratis, pers merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dari sistem demokrasi, di samping eksekutif, legislatif, yudikatif. Luar biasa, bukan?

Untuk dapat menjalani profesi wartawan yang benar, serius, sungguh-sungguh, Anda harus memenuhi tiga hal. Bolehlah kita sebut sebagai ”trilogi jurnalisme”. Pertama, Anda harus profesional. Bukan hanya wartawan, semua profesi, jabatan, pekerjaan, sesungguhnya harus dikerjakan secara profesional. Wartawan yang profesional ialah yang memahami tugasnya, yang memiliki skill (ketrampilan), seperti melakukan reportase, wawancara, dan menulis berita atau feature yang bagus dan akurat, dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika Anda tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bisa disebut tidak profesional.

Tapi, profesional saja tidaklah cukup. Anda mesti mengenal apa yang disebut ”integritas,” kejujuran, dalam pengertian bahwa sebagai wartawan Anda mesti jujur (dan paham) terhadap profesi, menyadari jatidiri Anda sebagai kepanjangan tangan dari aspirasi publik, kepada siapa Anda semestinya bertanggungjawab secara moral. Profesional dan punya integritas belum lengkap jika Anda tidak memiliki sikap independen, sebagai bagian yang integral dari ”trilogi jurnalisme,” yaitu profesional, integritas dan independen, tidak berpihak, obyektif, dan hanya berpihak atau bertanggung jawab kepada publik.

Karena bertanggung jawab kepada publik, dan oleh karena itu harus independen, maka jadilah pers – dan dengan demikian juga wartawan – merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dalam negara yang menganut sistem demokrasi -- di samping eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jika pilar demokrasi ciptaan Jean Jacques Rousseau yang disebut ”trias politica” itu saling mengontrol satu sama lain, sehingga terjadi check and balance, maka pers sebagai pilar ke empat berperan sebagai ”anjing penjaga” (watch dog) agar check and balance dalam sistem demokrasi itu berjalan dengan semestinya.

Dalam konteks Indonesia, Anda harus memahami UU Nomor 40/1999 tentang Pers yang melindungi tugas wartawan sebagai profesi dan menjamin kebebasan pers. Namun harap diingat, dan jangan salah paham, bahwa kebebasan pers sesungguhnya bukanlah semata-mata merupakan kepentingan pers. Sebab, kebebasan pers (freedom of the press atau press freedom) merupakan konsekwensi logis dari sistem demokrasi, ketika pers menjadi watch dog dalam rangka perannya sebagai the fourth estate.

Pengertian ”kebebasan pers” tentu saja bukanlah bebas sebebas-bebasnya, menulis semau gue, tak peduli pada aturan apapun, melainkan bebas dalam mengakses informasi yang dibutuhkan oleh publik. Sebab, pers sebagai ”pilar ke empat” dalam sistem demokrasi -- yang adalah juga ”kepanjangan tangan” dari aspirasi publik -- harus bebas dalam mengakses informasi publik. Mengapa? Sebab, kebebasan itu merupakan salah satu dari hak-hak sipil (hak untuk bebas berpikir, berpendapat, berbicara, menulis, berserikat, beragama, mencari nafkah) yang semuanya merupakan hak-hak manusia yang paling asasi.

Dengan mengemban hak untuk mengakses informasi publik secara bebas, dan dengan demikian sebagai ”kepanjangan tangan publik” atau ”penyambung lidah rakyat”, maka pers berkewajiban memperjuangkan hak-hak sipil, terutama the silence majority. Dengan melaksanakan tugas profesional sebagai social control, pers dapat menjaga agar kekuasaan tetap berjalan di jalur rel demokrasi, tidak terjebak pada penyalah gunaan kekuasaan. Sebab, sebagaimana ungkapan sejarawan Inggris Lord Acton (1834-1902), ”the power tends to corrupt; the absolute power tends to absolute corrupt” (kekuasaan cenderung menyalah gunakan kekuasaan; kekuasaan yang mutlak cenderung menyalah gunakan kekuasaan secara mutlak pula).

Oleh karena itu, pers harus bebas namun bertanggung jawab (kepada publik, kepada norma hukum, kepada common sense, bukan kepada kekuasaan). Namun, di lain pihak pers bukanlah can do no wrong (bukan tidak bisa salah). Sebab, jika pers can do no wong, bukan tak mungkin akan terjadi trial by the press (pengadilan sepihak oleh pers), bahkan tirani pers. Dalam kaitan ini, sangatlah benar sikap Thomas Jefferson, Presiden ke III Amerika Serikat (1743-1826): “Andai saya diminta memilih antara pemerintah tanpa pers atau pers tanpa pemerintah, maka tanpa ragu sedikit pun saya akan memilih yang kedua.” Padahal, selama memerintah dia sering diperlakukan kurang baik oleh pers AS.

***

WARTAWAN adalah sebuah profesi. Dengan kata lain, wartawan adalah seorang profesional, seperti halnya dokter, bidan, guru, atau pengacara. Sebuah pekerjaan bisa disebut sebagai profesi jika memiliki empat hal berikut, sebagaimana dikemukakan seorang sarjana India, Dr. Lakshamana Rao:

1. Harus terdapat kebebasan dalam pekerjaan tadi.

2. Harus ada panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan itu.

3. Harus ada keahlian (expertise).

4. Harus ada tanggung jawab yang terikat pada kode etik pekerjaan. (Assegaf, 1987).

Menurut saya, wartawan (Indonesia) sudah memenuhi keempat kriteria profesioal tersebut.

1. Wartawan memiliki kebebasan yang disebut kebebasan pers, yakni kebebasan mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. UU No. 40/1999 tentang Pers menyebutkan, kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara, bahkan pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan penyiaran (Pasal 4 ayat 1 dan 2). Pihak yang mencoba menghalangi kemerdekaan pers dapat dipidana penjara maksimal dua tahun atau dena maksimal Rp 500 juta (Pasal 18 ayat 1).

Meskipun demikian, kebebasan di sini dibatasi dengan kewajiban menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah (Pasal 5 ayat 1).

Memang, sebagai tambahan, pada prakteknya, kebebasan pers sebagaimana dipelopori para penggagas Libertarian Press pada akhirnya lebih banyak dinikmati oleh pemilik modal atau owner media massa. Akibatnya, para jurnalis dan penulisnya harus tunduk pada kepentingan pemilik atau setidaknya pada visi, misi, dan rubrikasi media tersebut. Sebuah koran di Bandung bahkan sering “mengebiri” kreativitas wartawannya sendiri selain mem-black list sejumlah penulis yang tidak disukainya.

2. Jam kerja wartawan adalah 24 jam sehari karena peristiwa yang harus diliputnya sering tidak terduga dan bisa terjadi kapan saja. Sebagai seorang profesional, wartawan harus terjun ke lapangan meliputnya. Itulah panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan sebagai wartawan. Bahkan, wartawan kadang-kadang harus bekerja dalam keadaan bahaya. Mereka ingin –dan harus begitu– menjadi orang pertama dalam mendapatkan berita dan mengenali para pemimpin dan orang-orang ternama.

3. Wartawan memiliki keahlian tertentu, yakni keahlian mencari, meliput, dan menulis berita, termasuk keahlian dalam berbahasa tulisan dan Bahasa Jurnalistik.

4. Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik (Pasal 7 ayat (2) UU No. 40/1999 tentang Pers). Dalam penjelasan disebutkan, yang dimaksud dengan Kode Etik Jurnalistik adalah Kode Etik yang disepakati organisasi wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers.

Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pertama kali dikeluarkan dikeluarkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). KEJ itu antara lain menetapkan.

1. Berita diperoleh dengan cara yang jujur.

2. Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum menyiarkan (check and recheck).

3. Sebisanya membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat (opinion).

4. Menghargai dan melindungi kedudukan sumber berita yang tidak mau disebut namanya. Dalam hal ini, seorang wartawan tidak boleh memberi tahu di mana ia mendapat beritanya jika orang yang memberikannya memintanya untuk merahasiakannya.

5. Tidak memberitakan keterangan yang diberikan secara off the record (for your eyes only).

6. Dengan jujur menyebut sumbernya dalam mengutip berita atau tulisan dari suatu suratkabar atau penerbitan, untuk kesetiakawanan profesi.

Ketika Indonesia memasuki era reformasi dengan berakhirnya rezim Orde Baru, organisasi wartawan yang tadinya “tunggal”, yakni hanya PWI, menjadi banyak. Maka, KEJ pun hanya “berlaku” bagi wartawan yang menjadi anggota PWI. Namun demikian, organisasi wartawan yang muncul selain PWI pun memandang penting adanya Kode Etik Wartawan. Pada 6 Agustus 1999, sebanyak 24 dari 26 organisasi wartawan berkumpul di Bandung dan menandatangani Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI). Sebagian besar isinya mirip dengan KEJ PWI. KEWI berintikan tujuh hal sebagai berikut:

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.

2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.

3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang, dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai kesepakatan.

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.

KEWI kemudian ditetapkan sebagai Kode Etik yang berlaku bagi seluruh wartawan Indonesia. Penetapan dilakukan Dewan Pers sebagaimana diamanatkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers melalui SK Dewan Pers No. 1/SK-DP/2000 tanggal 20 Juni 2000.

Penetapan Kode Etik itu guna menjamin tegaknya kebebasan pers serta terpenuhinya hak-hak masyarakat. Kode Etik harus menjadi landasan moral atau etika profesi yang bisa menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan. Pengawasan dan penetapan sanksi atas pelanggaran kode etik tersebut sepenuhnya diserahkan kepada jajaran pers dan dilaksanakan oleh organisasi yang dibentuk untuk itu.

KEWI harus mendapat perhatian penuh dari semua wartawan. Hal itu jika memang benar-benar ingin menegakkan citra dan posisi wartawan sebagai “kaum profesional”. Paling tidak, KEWI itu diawasi secara internal oleh pemilik atau manajemen redaksi masing-masing media massa. (ASM. Romli).*


2009-03-26

mother

sah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunyaSuaminya sudah lama meninggal karena sakitSang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya.Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi
Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi
Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya
Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkapKemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancungpengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan haridi depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi
Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskanTapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman
Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan
Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya
Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba
Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang
Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak adaSaat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat
Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah
Tahukah anda apa yang terjadi?More

2009-03-23

Orang bilang hidup itu memilih atau sebagai pilihan. Dari kata memilih atau pilihan tersebut tentu saja tak lepas dari makna sebuah kata “kriteria” atau dengan kata lain berkaitan erat dengannya. Hal itu berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, kriteria yang berkaitan dengan sifat atau watak, kriteria yang berkaitan dengan wujud atau fisik, kriteria yang berkaitan dengan lokasi dsb. Misalnya saja dalam dunia pekerjaan, dalam mencari pasangan hidup, sampai-sampai dalam pencarian menu masakan sekalipun diperlukannya, maunya yang enak-enak saja
Lantas, kenapa kita perlu menetapkan kriteria? Paling tidak terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar mengapa perlu menetapkan kriteria dalam hidup. Ketidak-mungkinan setiap orang, benda atau lokasi cocok dengan kehidupan kita dengan kata lain yang tak bisa dipungkiri kita tidak dengan begitu saja dapat menerima sesuatu yang baru. Alasan kedua, adanya harapan-harapan tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh orang-orang dengan kriteria tertentu, hanya dapat dipenuhi oleh situasi tertentu, hanya dapat dipenuhi oleh lokasi tertentu, dan ini mesti kita tetapkan. Alasan ketiga, dengan menetapkan kriteria, berupaya meminimalisir atau bahkan meniadakan persoalan yang mungkin bisa muncul setelah kita menjatuhkan pilihan. Dan tentu saja banyak alasan-alasan lainnya.
Bayangkanlah Anda sekarang sebagai seorang produser film yang sedang mencari seorang aktris untuk membintangi sebuah film action garapan Anda. Tentu Anda tidak akan dapat menerima begitu saja setiap orang yang mengatakan bahwa dia berminat bermain di film yang sedang Anda kerjakan. Dalam hal ini Anda mesti menyeleksi mereka. Dan sebelum penyeleksian ini dilakukan, Anda sudah memiliki kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan terkait dengan aktris yang sedang dicari yang nanti akan membintangi film karya Anda itu. Ambil misal, kriteria yang Anda tetapkan untuk aktris tersebut antara lain adalah tinggi minimal 165 cm, usia 20-25 th, mahir bela diri dsb. Seandainya saja tak ada kriteria yang anda tetapkan seperti contoh diatas dan secara kebetulan ada seorang gadis cantik jelita yang anggun dan lembut kemayu berminat menjadi aktrisnya, lalu Anda pun menerimanya, bagaimana jadinya film action garapan Anda itu? bisa jadi hasil akhirnya menjadi film jenaka dan keluar dari tujuan utamanya
Mungkin pada awalnya memang tidaklah mudah untuk membangun kepercayaan diri yang mengalami kerapuhan. Namun dari pengalaman-pengalaman beberapa orang yang telah berusaha membuktikannya bahwa semangat hidup itu bisa ditumbuhkan.
Beberapa hal yang dianggap dapat menumbuhhan semangat hidup, diantaranya dengan cara-cara:
Menyadari kelemahan dan kepercayaan, menyadari dan percaya bahwa kelemahan itu tidak hanya milik sendiri, Jika saja mengetahunya mungkin orang lain pun banyak yang mengalaminya.
Mengingat kelemahan dan tanggung jawab, sadar akan kelemahan sehingga senantiasa berkeinginan untuk memperbaiki diri yang berujung pada sebuah tanggung jawab yang harus di jalankan.
Berpikir bahwa setiap detik adalah kesempatan, kesempatan-kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan untuk berusaha.
Mencintai diri sendiri, dan tidak membenci kondisi separah apapun.
Berpikir positif, Ujian dan nikmat dari Tuhan bisa berupa kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Mensyukuri apapun yang terjadi, Masih banyak orang lain yang mendapat cobaan jauh lebih berat daripada kita, namun tidak memiliki kesempatan yang sama besar dengan kita. Misalnya, untuk berusaha.
Membuka diri, Bergaul dengan orang lain dan berbagi perasaan bisa membuat beban kita menjadi lebih ringan.
Melakukan aktivitas yang disukai, Ini tidak saja dapat mengalihkan perhatian dari kondisi yang dialami, namun sekaligus menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup.
Senantiasa mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa, yang terakhir inilah inti dari segala-galanya. Insya Allah.
Wallahualam.
Tulisan lain yang mungkin terkait dengan tulisan di atas:
Menetapkan Kriteria Dalam Hidup...
Tips Singkat Pola Hidup Sehat...
Memaknai Kesederhanaan Hidup...
Hidup dan Mati...
Human Being Types..

2009-03-22

semakin hari yang berlalu masih terjerat waktu, waktu akan selalu bersam dan kita tidak bisa berlari meninggalkanya,
seberapa hebat dirimu saat bibir mu menghardik sang waktu entah itu masa lalu atau masa depan mu.....,
l
lebih baik kamu mempunyai banyak musuh daripada kamu harus memusuhi dirimu
ketika harimu semakin hampa ?
maka yang pertam kali kamu hardik adalah waktu

Kira-kira ini apa yach…..

Monyet Kecil

Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

“Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?” tanya sang suami.
Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

Baca Selanjutnya

renungkan

Coba renungkan penyampaian ini sebelum Anda mulai mengeluhkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup Anda…

  1. Hari ini sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik…..
    Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.
  2. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makanan yang Anda santap…..
    Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
  3. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa…..
    Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.

Apakah ini kepolosan seorang anak??? Hati-hati buat orang tua yang keduanya bekerja mempunyai anak. Jangan sampai hal ini terjadi pada anak kita.

Ikut prihatin begitu melihat gambar dan kejadian ini.

Anak Yang Kedua Orang Tuanya Bekerja


bagaimana bisa sukses?

Orang sukses adalah mereka yang memiliki kemauan, keuletan, mau kerja keras serta tidak suka menyia-nyiakan waktu.

Dari beberapa artikel yang pernah saya baca tentang orang-orang sukses, ternyata mereka menggunakan waktu lebih banyak daripada rata-rata orang. Mereka bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih ulet dan tidak mudah menyerah. Adalah tidak benar kalau ada pendapat yang mengatakan orang-orang sukses lebih santai dari kita-kita. Memang pada tingkat tertentu mereka lebih santai, itu benar, setelah pondasi bisnisnya kokoh, setelah sistem dan prosedur berjalan dengan benar sehingga mereka bisa mendelegasikan tugas-tugas kepada yang lain.

Dalam seminggu kita memunyai waktu kerja standar 40 jam. Waktu tersebut hanya untuk "survive" atau bertahan hidup saja. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, Anda harus bekerja diatas jam standar tersebut, karena ada perbandingan lurus antara jam lembur dengan tingkat kesuksesan. Semakin banyak waktu yang digunakan, akan semakin banyak yang bisa Anda hasilkan dan kerjakan, maka kesempatan sukses juga semakin besar.

Ada yang mengatakan Don't just work hard but work smart. Perlu diingat bahwa arti work smart itu sendiri tidak mengurangi arti dari kerja keras. Work smart artinya memanfaatkan secara optimal semua keahlian yang kita atau orang lain miliki untuk mencapai tujuan, termasuk pemanfaatan teknologi untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dan tepat.

Oleh sebab itu, mulailah bekerja dengan lebih keras, lebih ulet tekun serta pantang menyerah dalam mencapai tujuan dan cita-cita Anda.

Salam sukses untuk Anda.

2009-03-10

Di buku World is Flat karangan Thomas Friedman, diceritakan bagaimana sebuah Call Centre di Bangalore India yang karyawannya juga orang-orang India, mampu menyapa dan menjawab pertanyaan pelanggan-pelanggan dari seluruh penjuru bumi dengan beragam aksen. Mulai dari Amerika, Kanada, Inggris dan lain sebagainya. Dan asal tahu saja, mereka dilatih untuk itu. Ada kursusnya, lho.Nah, saat seorang pelanggan dari Amerika penasaran bertanya, "Sebenarnya, di mana sih posisi Anda?" maka staf Call Centre dengan polos menyahut, "India." Lucunya, si pelanggan malah menganggap itu bukan negara India, melainkan Indiana, salah satu negara bagian di Amerika. Yah, lantaran cara bicara staf Call Centre tersebut begitu meng-Amerika. Demikianlah, dunia tidak lagi mengenal batas. Dunia ini rata (World is Flat), istilah Thomas Friedman.Setiba di Hong Kong, hawa dingin langsung menyergap saya. Tanpa membuang-buang waktu, saya pun berangkat menuju Holiday Inn -tepatnya di Nathan Road, Kowloon (mirip-mirip Orchard Road-nya Singapura). Ketika masuk kamar hotel, saya sempat melirik TV. Lagi-lagi saya disapa -kendati tidak secara langsung. Nama lengkap saya tertera di layar TV. Dan tiada salah satu huruf pun. Istimewa? Ya, iyalah. Di Indonesia, betapa sering nama saya salah eja di voucher hotel, tiket pesawat, surat penawaran, dan lain-lain. Terus-terang saja, pernah nama saya diketik ngawur di kartu ucapan selamat datang di sebuah hotel di Surabaya. Padahal hotel itu menyandang predikat bintang lima. Kontan saja saya ngomel dan ngedumel kepada manajernya, "Daripada ngaco begini, mendingan tidak usah menyapa sama sekali." Mungkin Andrie Wongso dan timnya adalah salah satu pengecualian. Kebetulan, saya dikirimi buku terbarunya 18 Wisdom & Success. Yang luar biasanya, nama saya tercetak customized di sampul depannya, "Special to Ippho Santosa."Pahamilah bahwa seseorang dengan nama amat buruk seperti 'Semprul' atau ‘Kupret' sekalipun, tetap saja tidak ingin namanya salah eja. Apalagi saya! Anda juga 'kan? Kesimpulannya, sapaan itu krusial. Namun bukan sembarang sapaan. Selain penuh hospitality dan customization, sapaan juga harus mematuhi ketepatan nama. Pokoknya, error-free setiap hurufnya. Harus itu!Ippho Santosa adalah mantan marketer di dalam dan luar negeri, produser Andalus, penulis bestseller 10 Jurus Terlarang. Buku-bukunya (salah satunya ditulis bersama Tantowi Yahya) direkomendasikan oleh pakar-pakar bisnis dari Amerika, Singapura, dan Malaysia.Di buku World is Flat karangan Thomas Friedman, diceritakan bagaimana sebuah Call Centre di Bangalore India yang karyawannya juga orang-orang India, mampu menyapa dan menjawab pertanyaan pelanggan-pelanggan dari seluruh penjuru bumi dengan beragam aksen. Mulai dari Amerika, Kanada, Inggris dan lain sebagainya. Dan asal tahu saja, mereka dilatih untuk itu. Ada kursusnya, lho.Nah, saat seorang pelanggan dari Amerika penasaran bertanya, "Sebenarnya, di mana sih posisi Anda?" maka staf Call Centre dengan polos menyahut, "India." Lucunya, si pelanggan malah menganggap itu bukan negara India, melainkan Indiana, salah satu negara bagian di Amerika. Yah, lantaran cara bicara staf Call Centre tersebut begitu meng-Amerika. Demikianlah, dunia tidak lagi mengenal batas. Dunia ini rata (World is Flat), istilah Thomas Friedman.Setiba di Hong Kong, hawa dingin langsung menyergap saya. Tanpa membuang-buang waktu, saya pun berangkat menuju Holiday Inn -tepatnya di Nathan Road, Kowloon (mirip-mirip Orchard Road-nya Singapura). Ketika masuk kamar hotel, saya sempat melirik TV. Lagi-lagi saya disapa -kendati tidak secara langsung. Nama lengkap saya tertera di layar TV. Dan tiada salah satu huruf pun. Istimewa? Ya, iyalah. Di Indonesia, betapa sering nama saya salah eja di voucher hotel, tiket pesawat, surat penawaran, dan lain-lain. Terus-terang saja, pernah nama saya diketik ngawur di kartu ucapan selamat datang di sebuah hotel di Surabaya. Padahal hotel itu menyandang predikat bintang lima. Kontan saja saya ngomel dan ngedumel kepada manajernya, "Daripada ngaco begini, mendingan tidak usah menyapa sama sekali." Mungkin Andrie Wongso dan timnya adalah salah satu pengecualian. Kebetulan, saya dikirimi buku terbarunya 18 Wisdom & Success. Yang luar biasanya, nama saya tercetak customized di sampul depannya, "Special to Ippho Santosa."Pahamilah bahwa seseorang dengan nama amat buruk seperti 'Semprul' atau ‘Kupret' sekalipun, tetap saja tidak ingin namanya salah eja. Apalagi saya! Anda juga 'kan? Kesimpulannya, sapaan itu krusial. Namun bukan sembarang sapaan. Selain penuh hospitality dan customization, sapaan juga harus mematuhi ketepatan nama. Pokoknya, error-free setiap hurufnya. Harus itu!Ippho Santosa adalah mantan marketer di dalam dan luar negeri, produser Andalus, penulis bestseller 10 Jurus Terlarang. Buku-bukunya (salah satunya ditulis bersama Tantowi Yahya) direkomendasikan oleh pakar-pakar bisnis dari Amerika, Singapura, dan Malaysia.

2009-03-03

semangat hidup

Apa pun yang berlaku di dalam hidup ni adalah sesuatu yang telah diaturkan tuhan…setiap yang telah terjadi segalanya telah pun tersurat untuk kita…baik buruk..sedih dan suka..sihat dan sakit semunya perlu kita lalui satu persatu. sepanjang hayat kita..putaran hidup tetap ada…dan selama itulah juga kita akan berhadapn dengan pelbagai liku-liku hidup…kadang-kadang pada satu ketika..bila kita di timpa kesedihan,air matalah yang menjadi teman. Peritnya hati hanya tuhan dan kita yang tahu..air mata tidak mampu tertahan, mengalir dan terus mengalir. kerana mungkin juga waktu itu adalah waktu yang paling sesuai untuk mengeluarkan, meluahkan segalah keperitan hati. Namun sejauh manapun kita merasa sedih, kita sebenarnya diajar untuk memahami perjalanan waktu,perjalanan hidup kita di muka bumi ini. kehidupan kita telah diaturkan sebijak yang mungkin. Dan air mata yang mengalir itu mungkin juga membawa satu pengajaran yang sangat berguna pada diri kita mahupun sesiapa yang terlibat.

what is life

My mom said that life is like a box of chocolate,you’ll never know what you gonna get” (Forrest Gump, 1994)
Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita akan alami dalam hidup. Kala kita disuguhi sebuah kotak coklat, apa yang kita rasakan? Senangkah? Atau penuh rasa curiga, jangan-jangan kotak ini berisi racun?Kesenangan dalam hidup, mungkin itu sebuah pernikahan, kelahiran, lulus ujian, dapat kita analogikan seperti coklat tersebut.Kesenangan selalu identik dengan manis. Manisnya hidup adalah dambaan dari setiap orang.
Tidak setiap orang mendapatkan sekotak coklat, bahkan ditawari pun tidak. Ada juga yang berusaha mencuri kotak coklat demi menggapai impian untuk mencicipi manisnya. Tetapi, setelah mendapatkan kotak, membuka dan merasakan coklat, tidak sedikit orang yang kemudian membuangnya ke tempat sampah. Ada juga yang hanya tersenyum getir mendapati rasa coklat yang jauh dari apa yang dibayangkan.
Begitulah hidup. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan kita peroleh. Hidup itu hanyalah fragmen-fragmen yang harus kita jalani setiap detiknya. Detik ini kita merasa senang, mungkin detik berikutnya sedih lah yang kita terima. Kita hanya mampu menjalani hidup apa adanya. Being pragmatist, mungkin bisa menjadi solusi dalam menjalani hidup. Orang Jawa bilang, gak usah ngoyo. Apa yang kita alami di masa lalu belum tentu lebih buruk dari apa yang kita hadapi sekarang. Belum tentu juga lebih indah dari yang kita miliki saat ini. Hanya dua yang kita bisa lakukan, sabar di kala susah dan syukur di kala senang. Atau cukup satu saja, senang di kala apa pun, sebuah tingkatan yang sulit untuk dijangkau oleh kita sebagai manusia biasa.
……untuk seorang sahabat,selamat menjalani hidup yang berbeda,semoga kali ini lebih bahagia
Possibly related posts: (automatically generated)
 
blogger template by arcane palette