2014-11-12

Yang Terpendam

aku pernah menulis ini dear,
tapi aku berhasil menahan diriku tidak mengirimkannya padamu saat itu. Aku sungguh emosi, karena kau bertanya berkali kali, apakah aku juga memiliki rasa yang kau punya. Saat itu aku hanya menjawab pertanyaanmu, tentang sosok lain dalam hidupku. 
hm....kau cemburu, aku tahu.
tapi aku bisa apa? kau bisa apa?

bacalah sekarang dear, karena toh saat ini, untaian prosa ini hanyalah kalimat tak bernada bagi semesta


2014-10-21

Bahasa Rindu Arimbi

Hai Rindu,
Apa kabarmu?
Kau tentunya tahu, benang kerinduan yang kupintal kini sudah menjadi kain yang membentang..
Panjang!
Sepanjang waktu sejak sudut mata kita bertemu..
Sebiru haru, ketika aku tahu kau tak menginginkanku..

Tapi, apa kau tahu..
Atau mungkin tak mau tahu?
Meski jauh kubuang, dia tetap kembali kepangkuanku..
Sedingin salju..

Lalu, harus kubagaimanakan rindu?
Jika hati dan pikiran masih berisikan kamu!


Hai arimbi..., 
Kabar tentag kerinduan itu tentu saja masih tetap sama, 
dia tetap memancar indah pada sebuah sorot mata..., 
dia tetap singgah dihati yang mungkin saja terukir luka..., 
yach rindu intu menyatu dengan luka.., 
entahlah aku saja tak bisa bayangkan bagaimana mereka bisa bercengkrama..

Kau tau hari ini bulan apa arimbi ? 
yach "JUNI"
dan kau pasti cukup tau kalau salju dan hujan tidak turun di bulan ini..., 
tapi kenapa mereka masih saja turun dihati ? 
berebut merebutkan sesuatu yang akupun tak mengerti 

Pria Flamboyan

Pria flamboyan yang selalu tersenyum tipis itu akan meniggalkan kota malang 
aku mengaguminya sangat kagum padanya, bukan karena hanya tentang rupa dan harta, 
tapi aku suka semua caranya.., 
caranya dia tersenyum dancara dia menyapa.
Semua membuat nurani tak bisa mengigkari kalau dia begitu indah..., 
Banyak mungkin semua teman pria, tapi ini lain!!!

Tatapan matanya begitu redup tapi penuh dengan kelembutan, sangat santun dan Tidak banyak bicara..., aku suka itu. 


Entah kenapa ada yang sedikit berat dihati...,
Ketika Pria Flamboyan itu akan pergi..,
Bisa kubayangkan bagaimana jadinya hati
tak bisa melihatnya kembali..., 


Meski kita tidak pernah bicara terlalu lama atau hanya beberapa menit saja, itu sangat cukup untuk menilai semua yang ada pada dirmu, 
Meskipun kita hanya saling menyapa pada huruf yang tereja, itu juga sangat cukup untuk ku mengerti tentang mu...,

Aku suka melihatmu dibalik tembok yang besar itu, 
Memperhatikanmu berbicara, bercanda dan sesekali tertawa kecil. 

Tidak ada yang berlebihan darimu, kau begitu sederhana itu yang membuat mu begitu istimewa..., 
Setiap kali melihatnya pasti ada aura positif yang ia pancarkan, 
Dia seperti lagu yang Syahdu..
Hatinya begitu Khusyu..., 

Aku suka melihat caranya sholat, melihat mukanya yng basah dengan wudhu.., 
Dan ketika dia menjadi imam dalam hati ku berdoa
"Aku tunggu saat itu saat dimana kau kecup keningku tanpa membatalkan wudhu"

Terkadang sholat denganya membauat hati sangat tidak khusyu dan membuat tuhan begitu cemburu ..., 
Tuha maafkan aku..,



Sampai sekarang ku masih terpanana
Dengan bayang mu yang membuatku terpesona
Haruskah aku bicara ?
Tentang rasa yang kusimpan sekian lama?
Tapi biarlah ini menjadi tanda tanya...,
Bukankah rasa yang terbina didalam hati adalah doa..???

2014-10-15

Sebuah Lamaran

Pagi ini terasa begitu ada yang berbeda dalam hati
 Terasa begitu hangat mesti tak ada mentari
 Terasa begitu nyaman meski mentari enggan memayungi..,
 Hari ini begitu teraasa berbeda meski langit langit belum menamppakan warna vanilla ,
sepertinya sebuah Short Message Service (SMS) semalam berpengaaruh besar dengan hari ini..., sebuah pesan dari seseorang yang mengubah segala suasana "sebuah pesan tentang lamaran"
aku tertegun tapi jiwaku menjadi tenang,
sebuah lamaran itu persis seperti aku baca di salah satu blog teman.
"Maukah kamu berdiri satu shaf dibelakang ku dan mengamini segala doa ku ?"
 sebuah pesan singkat yang benar benar tak mampu untuk kujawab,
 sebuah pesan singkat yang memmbuat hati dan akal berdebat sebuah pesang singkat yang halus dan begitu beradab 
Terimakasih aku begitu merasa benar benar dihargai sebagai wanita dengan pesan itu.
 Tapi sampai saat ini aku masih tak sanggup menjawab

2014-10-02

Menjadi Orang Yang Terkahir Kamu Ajak Bicara Sebelum Tidur

Aku masih saja terkubur dengan segala bayang disaat sang waktu terus menerus berjalan, ya aku mengerti memang rizki yang sering kali di sia siakan adalah sang waktu, lalu ada apa sebenarnya dengan bayang itu ?
Siapakah bayangan itu ? Mungkin sang malaikat penjaga waktu cukup tau tentang bayang itu!!!
Entah kenapa sebuah bayang itu selalu menjadi angan sebuah masa depan, aku tak sanggup menepis segala keindahan yang dulu pernah ku kenal.
Bayang itu pernah kusebut sebagai bintang yang bersinar dalam diam, bintang yang selalu saja gagal membuat aku menundukkan pandanganku..,
Aku selalu menatap punggung nya hingga ia berlalu jauh..,sebuah punggung yang menceritakan banyak hal, sebuah punggung yang ingin menceritakan sesuatu...
Aku tak mengenalnya dia tak mengenalku,
Tapi entah bagaimana caranya bintang itu bisa semudah itu tinggal di langit hatiku..,
Setiap saat aku habiskan waktu untuk mencari waktu tentang nya, menerka apa yang ia suka,
Pernah aku berusaha untuk menyapa tapi tak pernah terjadi menjadi suara karena aku menyapanya lewat hatiku.
Aku menyukai sinarnya dalam kesendirian. Entah aku tak tahu mengapa ia begitu khusus terpatri di hatiku.
Meski dalam tempat yang sama aku simpan keindahannya ia tetap berbeda.

Ia tak begitu bersinar terang. Akan tetapi ia sempurna sebagai bintang.
Ia membawaku pada semesta khayalan. Aku sering mendapatinya. Kadang sendiri, kadang ditemani. Tapi lebih banyak ia bersinar sendiri.
Aku yakin tak banyak orang yang paham akan keindahan bintang yang satu ini.
Sampai saat kisah ini kutulis ia adalah salah satu bintang yang ingin aku temukan kembali.
Aku ingin menjadi orang yang terakhir dia ajak bicara sebelum tidur, sebuah impian untuk bintang pertama.

2014-07-14

Innahu min sulaiman,wa innahu bismillahirahmanirahim alla taqlu allaya waqtuni muslimin

2014-05-15

Tentang Hati

Siapa yang mengetahui?
Sesungguhnya ada yang tersimpan di sini
Layaknya himpunan pada semesta
Nama itu perlahan mulai kujaga,

Berawal dari butir senyum
Kemudian menderet pada rasio kagum
Tiada terdefinisikan
Tutur rindu, hatiku terkombinasikan

Membuncah harap pada satu nama
Bagai volume yang memenuhi ruang benda
Menyulam titik-titik kasih sayang
Sesak cintaku menuju ketakhinggaan

Ingin mengungkapkan rasanya enggan
Tapi nurani kembali bertutur ingkaran
Pada apa persamaan ini kulabuhkan?
Hingga dapat kutemukan penyelesaian

Secara linear aku mencintainya
Namun secara teorema aku telah melanggar-Nya
Sejujurnya aku benci pada aksioma-aksioma
Yang mengharuskanku membuktikan teorema
Tapi aku juga manusia
Yang punya invers kepada insan lainnya

Aku ingin dekat tapi tidak menyentuhnya
Seumpama garis asimtot yang melukis kurva
Aku ingin mengenal dan menyapa
Seperti irisan di dalam himpunannya
Aku ingin berbatas tapi bisa menghargainya
Layaknya limit yang terbatas namun ada nilainya
Aku hanya ingin dicintai dan mencintainya

Izinkanlah aku membuka
Jaring-jaring cinta yang mengekang
Pada rasa yang kusembunyikan

 
blogger template by arcane palette